LAPORAN
TITIK DIDIH DAN TITIK BEKU
DI ANJURKAN SEBAGAI SALAH SATU TUGAS
MATAPELAJARAN KIMIA
DI ANJURKAN SEBAGAI SALAH SATU TUGAS
MATAPELAJARAN KIMIA
Disusun Oleh :
Gilang Sri
Rukmana
Debi Ayu Melani
Faridah
Tasni
PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
DINAS PENDIDIK
SMA NEGERI 1 PUSAKANAGARA
Jln. Ciawitali No. 47, Pusakanagara, KabupatenSubang 41255
Telp./Faks. : ( 0260 ) 553868 , Surel : info@smanepus.sch.id ; adm.smanepus@gmail.com
Laman : www.smanepus.sch.id
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang telah memberikan rahmat danhidayah-Nya kepada kita semua, dan
tak lupa salawat beriring salam kita hanturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW,
sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas laporan penelitian pada mata
pelajaran “KIMIA” ini.
Laporan
penelitian dengan judul “TITIK DIDIH DAN TITIK BEKU” ini disusun untuk memenuhi
nilai tugas mata pelajaran KIMIA yang diberikan oleh bapak Asep Sugandi,S.Pd.
Penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Asep Sugandi,S.Pd, selaku guru mata
pelajaran KIMIA serta pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan
laporan ini.
Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam membuat laporan ini, dengan kerendahan
hati, Penulis memohon maaf.
Semoga laporan penelitian ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca
sekalian.
.
Pusakajaya, 6
September 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Adanya zat terlarut yang nonvolatile(tidak
mudah menguap) menyebabkan penurunan tekanan uap pada suatu larutan. Karena
tekanan uap larutan selalu lebih rendan daripada tekanan uap pelarut murni pada
suhu berapapun, maka garis beku (perbatasan fase padat-cair) dan garis didih
(perbatasan fase cair-gas) untuk larutan berada dibawah garis beku/ didih
pelarut. Sebagai konsekuensinya, pada tekanan yang sama titik didih larutan
menjadi lebih tinggi daripada titik didih pelarut dan titik beku larutan
menjadi lebih rendah daripada titik beku pelarut.
1.2 Tujuan
Mengetahui
faktor-faktor penyebab kenaikan titik didih dan penurunan titik beku pada
larutan elektrolit dan non-elektrolit
BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
1. KENAIKAN TITIK DIDIH
Titik didih adalah suhu dimana cairan mendidih, dimana tekanan uap sebuah zat
cair sama dengan tekanan eksternal yang dialami cairan. Larutan dapat dibagi
menjadi dua berdasarkan nilai Titik didihzat terlarut. Pertama adalah Titik didih zat terlarut lebih kecil
daripada pelarutnya sehingga zat terlarut lebih mudah menguap. Yang kedua
adalah zat terlarut lebih besar daripada pelarutnya dan jika dipanaskan pelarut
lebih dulu menguap. Kenaikan Titik didih larutan bergantung pada jenis zat terlarutnya. Dalam dunia
industri, kenaikan Titik didih sangat diperlukan pemahaman mengenai kenaikan Titik didih. Banyak kegiatan industri yang
menerapkan ilmu kenaikan Titik didih. Oleh karena itu penting untuk melakukan percobaan ini untuk
meningkatkan pemahaman mengenai kenaikan Titik
didihuntuk diterapkan di dunia industri.
Suhu
dimana cairan mendidih dinamakan titik didih. Jadi, titik didih adalah
temperatur dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Selama gelembung
terbentuk dalam cairan, berarti selam cairan mendidih, tekanan uap sama dengan
tekanan atmosfer, karena tekanan uap adalah konstan maka suhu dan cairan yang
mendidih akan tetap sama. Penambahan kecepatan panas yang diberikan pada cairan
yang mendidih hanya menyebabkan terbentuknya gelembung uap air lebih cepat.
Cairan akan lebih cepat mendidih, tapi suhu didih tidak naik. Jelas bahwa titik
didih cairan tergantung dari besarnya tekanan atmosfer(Brady, 1999 : 540).
Titik didih merupakan satu sifat lagi
yang dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak langsung berapa kuatnya
gaya tarik antara molekul dalam cairan. Cairan yang gaya tarik antar molekulnya
kkuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tarik lemah, titik
didihnya rendah (Brady, 1999 : 541).
Pendidihan merupakan hal yang sangat
khusus dari penguapan. Pendidihan adalah pelepasan cairan dari tempat terbuka
ke fase uap. Suatu cairan dikatakan mendidih pada titik didihnya, yaitu bila
suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan atmosfer sekitarnya. Pada
titik didih, tekanan uap cairan cukup besar sehingga atmosfer dapat diatasi
hingga gelembung uap dapat terbentuk dipermukaan cairan yang diikuti penguapan
yang terjadi di setiap titik dalam cairan. Pada umumnya, molekul dapat menguap
bila dua persyaratan dipenuhi, yaitu molekul harus cukup tenaga kinetik dan
harus cukup dekat dengan batas antara cairan-uap (Petrucci, 2000 : 175).
Bila dalam larutan biner, komponen
suatu mudah menguap (volatile) dan komponen lain sukar menguap (non volatile),
makin rendah. Dengan adanya zat terlarut tekanan uap pelarut akan berkurang dan
ini mengakibatkan kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan uap
osmose. Keempat sifat ini hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut dan
tidak ditentukan oleh jenis zat terlarut. Seperti telah disebutkan, sifat-sifat
ini disebut sifat koligatif larutan. Adanya zat terlarut (solute) yang sukar
menguap (non volatile), tekanan uap dari larutan turun dan ini akan menyebabkan
titik didih larutan lebih tinggi dari pada titik didih pelarutnya. Ini
disebabkan karena untuk mendidih, tekanan uap larutan sama dengan tekanan udara
dan untuk temperatur harus lebih tinggi (Sukardjo, 1990 : 152).
DTb = kb . m
DTb = kenaikan titik didih larutan
Kb = tetapan kenaikan
titik didih molal pelarut (kenaikan titik didih untuk 1 mol
zat dalam 1000 gram pelarut)
m = molal larutan
(mol/100 gram pelarut)
Untuk zat
terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk kenaikan titik didih harus
dikalikan dengan faktor ionisasi larutan, sehingga persamaannya menjadi
ΔTb
= kb x m [1+(n-1) α]
Dimana,
n = jumlah ion-ion
dalam larutan
α = derajat ionisasi
2. Penurunan Titik Beku
Titik Beku merupakan suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan
uap padatnya, atau dengan kata lain Titik Beku adalah suhu dimana pada suhu tersebut, zat cair berubah menjadi
padat. Sebagai contoh, suhu air ketika air tersebut berubah menjadi es disebut Titik Beku air. Titik Beku suatu pelarut dalam larutannya
juga bergantung pada konsentrasi zat terlarut dan sifat pelarut tersebut. Pada
tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0°C karena pada suhu itu tekanan uap air
sama dengan tekanan uap es. Keberadaan zat terlarut dalam suatu larutan
menyebabkan terjadinya penurunan tekanan uap jenuh pelarutnya dalam larutan
tersebut dan hal ini menyebabkan Titik Beku larutan berkurang. Besarnya pengurangan Titik Beku suatu pelarut dalam larutannya
tersebut kemudian dikenal dengan sebagai penurunan Titik Beku (êTf). Jika zat telarutnya
merupakan zat non elektrolit, maka penurunan Titik Bekunya sebanding dengan molalitas
larutan (m). Titik
Beku (Tf) pelarut murni lebih tinggi daripada Titik Beku larutan.
Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa
penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya
pada konsentrasi partikel dalam larutan.Oleh karena itu, penurunan titik beku
tergolong sifat koligatif.
Penurunan titik beku adalah selisih
antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana titik beku larutan
lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti
yang kita tahu adalah 00C dengan adanya zat terlarut misalnya
saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan
sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah
di bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan
titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan
tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik
beku akan berkurang).
Jika suatu pelarut ditambah zat
terlarut, maka titik beku larutan akan turun sesuai dengan jumlah partikel zat
terlarut.
Untuk jumlah zat nonelektrolit dan zat
elektrolit terlarut sama, maka titik beku larutan elektrolit akan lebih rendah
karena jumlah partikel zat elektrolit lebih banyak.
DTf = kf . m
DTf = penurunan titik beku larutan
Kf = tetapan
penurunan titik beku molal pelarut
m = molal larutan
(mol/100 gram pelarut)
Untuk
zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk penurunan titik
beku harus dikalikan dengan faktor ionisasi larutan, sehingga
persamaannya menjadi :
ΔTf
= kf . m [1+(n-1) α]
Dimana,
n = jumlah ion-ion
dalam larutan
α = derajat ionisasi
BAB III
BAHAN DAN
METODE PENELITIAN
1.1 ALAT DAN BAHAN
ALAT :
A. Titik
Didih
1. Tabung reaks
2. Penjepit
tabung reaksi
3. Pemanas
spirtus
4. Termometer
B. Titik
Beku
1.
Tabung Reaksi
2.
Termometer
3.
Gelas imia
4.
Pengaduk
BAHAN :
A. Titik Didih
1.
Air
2.
Gula pasir/Sukrosa
3.
Garam/NaCl
B. Titik Beku
1.
Air
2.
Gula Pasir/Sukrosa
3.
Garam/NaCl
4.
Es Batu
1.2 CARA KERJA
A. TITIK DIDIH\
1. Masukan 5 ml air murni kedalam tabung reaaksi
kemudian panaskan perlahan – lahan.
2. Catat suhu saat air mendidih (titik didih).
3. Ulangi langkah 1 dan 2 dengan mengganti air
dengan larutan Gula (gula+air) 0,5m kemudian 1m dan larutan Garam (garam+air)
0,5m kemudian 1m.
B. TITIK BEKU
1. Masukan Es dan garam kedalam gelas kimia sampai
tiga perempat gelas (sebagai pendingin)
2. Isilah tabung reaksi dengan air suling
secukupnya, kemudian masukan tabung tersebut kedalam campuran pendinginnya
3. Masukkan pengaduk kedalam tabung reaksitadi dan
kerakan pengaduk turun naik sampai air dalam tabung membeku
4. Keluarkan tabung dari campuran pendingin dan
biarkan es dalam tabung mencair sebagian. Gantilah pengaduk dengan termometer
dan aduklah dengan termometer turun naik, kemudian baca dan catat suhu campuran
es dan air dalam tabung.
5. Ulangi langkah 1-4 dengan menggunakan larutan
garam sebagi pengganti air suling dalam tabung.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN
1. Titik Didih
1.1 Larutan Gula
Suhu H2O 5ml Sebelum dipanaskan | Suhu H2O 5ml Saat Mendidih | Suhu larutan gula 0,5m | Suhu larutan gula 1m |
28˚C | 94˚C | 98˚C | 100˚C |
1.2 Larutan
Garam
Suhu H2O 5ml Sebelum dipanaskan | Suhu H2O 5ml Saat Mendidih | Suhu larutan NaCl 0,5m | Suhu larutan NaCl 1m |
28˚C | 94˚C | 102˚C | 104˚C |
2. Titik Beku
2.1 Larutan Gula
Suhu H2O 5ml Sebelum didinginkan | Suhu H2O 5ml Saat Membeku | Suhu larutan gula 0,5m | Suhu larutan gula 1m |
28˚C | 4˚C | 2˚C | 1˚C |
2.2 Larutan Garam
Suhu H2O 5ml Sebelum didinginkan | Suhu H2O 5ml Saat Membeku | Suhu larutan gula 0,5m | Suhu larutan gula 1m |
28˚C | 4˚C | -1˚C | -2˚C |
B. PEMBAHASAN
Penambahan garam disini
merupakan salah satu penerapan dari sifat koligatif larutan. Garam berfungsi
sebagai zat yang menurunkan titik beku es batu sehingga es batu tidak cepat
mencair, karena apabila tidak ada penambahan garam pada es batu, suhu didalam
es batu akan lebih tinggi dari 0ºC pada saat es berubah menjadi liquid. Pada
percobaan ini kita mengetahui adanya partikel zat terlarut yang tidak mudah
menguap sehingga tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut
murni.
Perbedaan pengukuran titik beku menurut teori dan berdasarkan
pengamatan sendiri kemungkinan disebabkan oleh proses pembekuan masing-masing
larutan tidak sama, sehingga dalam pengukuran titik beku ini tidak diperoleh
data yang akurat. Selain itu, kekurang telitian dalam menimbang bahan,
membersihkan alat kerja. Lalu, kemungkinan thermometer yang digunakan belum
dalam keadaan yang stabil, dan ketika mengukur suhu larutan besar kemungkinan
terjadi penambahan suhu dari dimana ketika tabung reaksi dikeluarkan dari es
lalu terkena suhu luar atau suhu tangan kita sendiri serta terjadi kekurang telitian
dalam pembacaan skala thermometer.
Kemungkinan lainnya adalah es batu yang digunakan kemungkinan
telah mencair, sehingga memperlambat proses pembekuan larutan.
Dari table diatas diketahui bahwa titik beku larutan dan
titik didih larutan berbeda-beda. Seperti titik beku yaitu sebagai berikkut H2O
Sebelum didinginkan 28˚C menjadi 4˚C, Suhu larutan NaCl 0,5m =
-1˚C, Suhu Larutan NaCl 1m = -2˚C, Suhu larutan gula 0,5m = 2˚C, dan suhu larutan gula 1m
= 1˚C kenapa suatu larutan titik didihnya berbeda beda ? titik beku berbeda
beda karena konsentrasi larutan yang berbeda serta nilai ΔTb yg berbeda.
Dan titik didih yaitu sebegai berikut : H2O Sebelum
dipanaskan 28˚C menjadi 94˚C, Suhu larutan NaCl 0,5m = 102˚C, Suhu Larutan NaCl 1m =
104˚C, Suhu larutan gula 0,5m = 98˚C, dan suhu larutan gula 1m
= 100˚C
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semakin banyak waktu yang diberikan maka semakin rendah titik beku yang
dihasilkan. Dari penelitian yang kami telah lakukan, kami dapat menyimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
Penurunan
titik beku dan kenaikan titik didih tidak tergantung pada komposisi kimia dari
zat tersebut tetapi tergantung pada jumlah partikel zat terlarut di dalam
larutan, kemolalan larutan, massa zat terlarut dan massa pelarutnya.
Kenaikan titik
didih dan penurunan titik beku larutan elektrolit lebih besar dari larutan
nonelektrolit disebabkan adanya factor Van’t Hoff.
Perbedaan
hasil pengukuran menurut teori dengan pengamatan langsung disebabkan oleh
ketidaktelitian dalam mengamati skala thermometer serta pengaruh suhu luar.
Garam dapur
berfungsi sebagai zat yang menurunkan titik beku es batu sehingga es batu tidak
akan membeku pada suhu 0ºC, sehingga ketika sebuah tabung reaksi diletakkan
didalam gelas kimia, akan terbentuk sebuah sistem antara larutan es batu yang
suhunya 0ºC(l) dengan larutan uji yang ada didalam tabung reaksi.
B. Saran
Siswa
1.
Untuk
penelitian kedepanya, harus lebih diperhatikan hal-hal seperti, bersihkan dulu
alat-alat untuk melakukan praktikum, agar saat pengambilan data untuk laporan
lebih akurat dan tepat.
2.
Teliti
dalam mengambil data, menimbang bahan serta membaca thermoneter sangat penting.
3.
Dalam melakukan suatu percobaan, lebih baik melakukan
percobaan dipersiapkan sebaik-baiknya.
Guru
1.
Harus lebih Aktif dalam membingbing anak muridnya
2.
Waktuyang dibutuhkan haruslah lama agar pada saat
praktik tidak
tergesah–gesah
3.
Sebelum melakukan praktik sebaiknya ada simulator/tata
cara praktik yang baiki
Sekolah
1.
Menyediakan peralatan praktik dengan kualitas yang
baik.
2.
Pada saat melakukan praktik siswa harus memakai baju
leb
3.
Menyediakan peralatan dan keamanan bagi siswa pada
saat praktik
Daftar Pustaka
http://sitimapmap.blogspot.co.id/2013/10/laporan-praktikum-titok-didih-dan-titik.html
https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fsjraharjo.files.wordpress.com%2F2008%2F04%2Fkimiafisika_html_2d7fc30c.gif&imgrefurl=https%3A%2F%2Fsjraharjo.wordpress.com%2Fkimia-fisika-2%2F&docid=SopXqyq1Vnxg6M&tbnid=cocZb6i1sAxyUM%3A&w=492&h=421&client=firefox-
0 komentar:
Posting Komentar